Teori Agensi/Keagenan (Agency Theory)
![Image](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-5EB1UOiK-utJiyEpBuNc584QprEJahBT2TsfSrI-uH1vTfsZx7c0loEtRoJLPjmLEpt_0rZSMdgK7gn_HheKCnq3WCS4fR7rzC_65zZU-ok8OEx6oCYtIV0ZPjUNdUZbjCHiwQz3gFx7/s640/What-is-agency-theory.jpg)
Teori Keagenan ( Agency Theory ) A. Pengertian Teori Keagenan Teori keagenan menjelaskan fenomena ketika para manajer diberi kekuasaan oleh para pemilik perusahaan, yaitu pemegang saham, untuk membuat keputusan, di mana hal tersebut dapat menciptakan potensi konflik kepentingan (Brigham dan Houston, 2006:26). Pemisahan kepemilikan dan kontrol di perusahaan modern dapat menyebabkan konflik keagenan (Jensen dan Meckling, 1976), artinya, manajer mungkin tidak selalu mengalokasikan sumber daya perusahaan dengan cara yang dapat memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Pihak manajemen dapat bertindak untuk kepentingannya sendiri dalam mengelola perusahaan dan mengabaikan kepentingan pemilik perusahaan (Sudana, 2009:11). Manajer mempunyai kepentingan tersendiri untuk memaksimalkan kesejahteraan mereka sehingga dapat menimbulkan konflik kepentingan. Fokus teori keagenan yaitu potensi konflik yang terjadi antara agen dan principal (Bendickson et al. , 2016). Berdasar pada teori k