Teori Agensi/Keagenan (Agency Theory)


 Teori Keagenan (Agency Theory)


A. Pengertian Teori Keagenan

Teori keagenan menjelaskan fenomena ketika para manajer diberi kekuasaan oleh para pemilik perusahaan, yaitu pemegang saham, untuk membuat keputusan, di mana hal tersebut dapat menciptakan potensi konflik kepentingan (Brigham dan Houston, 2006:26). Pemisahan kepemilikan dan kontrol di perusahaan modern dapat menyebabkan konflik keagenan (Jensen dan Meckling, 1976), artinya, manajer mungkin tidak selalu mengalokasikan sumber daya perusahaan dengan cara yang dapat memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Pihak manajemen dapat bertindak untuk kepentingannya sendiri dalam mengelola perusahaan dan mengabaikan kepentingan pemilik perusahaan (Sudana, 2009:11). Manajer mempunyai kepentingan tersendiri untuk memaksimalkan kesejahteraan mereka sehingga dapat menimbulkan konflik kepentingan. 
Fokus teori keagenan yaitu potensi konflik yang terjadi antara agen dan principal (Bendickson et al., 2016). Berdasar pada teori keagenan, manajemen berperan sebagai agentatau pihak yang diberi tugas untuk mengelola perusahaan dengan baik; sedangkan pemegang saham berperan sebagai principalatau pihak yang melakukan kontrol terhadap kinerja manajemen pada perusahaan yang bersangkutan (Sumartha, 2016). Pandangan yang ditawarkan oleh teori keagenan biasanya berfokus di sekitar masalah principal-agentdan mekanisme tata kelola (Bendickson et al., 2016). Potensi konflik keagenan pada perusahaan besar adalah hal yang penting karena manajer perusahaan besar biasanya hanya memiliki persentase yang kecil dari saham, sehingga dalam situasi tersebut memaksimalkan kekayaan pemegang saham berada di urutan kesekian dari sejumlah tujuan-tujuan manajerial yang lain yang menimbulkan konflik (Brigham dan Houston, 2006:26).

B.   Hubungan Keagenan

Hubungan keagenan (agency relationship) terjadi ketika satu atau lebih individu yang disebut sebagai prinsipal menyewa individu atau organisasi lain, yang disebut sebagai agen, untuk melakukan sejumlah jasa dan mendelegasikan kewenangan untuk membuat keputusan kepada agen tersebut (Brigham dan Houston, 2006:26). Manajemen keuangan menjelaskan hubungan keagenan utamanya terjadi di antara pemegang saham dan manajer serta manajer dan pemilik utang. Hubungan keagenan adalah hubungan yang sangat umum dalam organisasi bisnis besar dan perusahaan-perusahaan di mana pemegang saham bertindak sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen mereka. 
Masalah keagenan dimulai dengan pemisahan manajemen dan kepemilikan ketika ukuran perusahaan bisnis menjadi besar dan pemilik mempekerjakan manajer bisnis sebagai agen mereka untuk menjalankan bisnis mereka (Tahir et al., 2015). Biasanya pada perusahaan yang berbentuk perseroan telah dilakukan pemisahan antara pemilik perusahaan dengan manajer perusahaan, pemilik atau pemegang saham adalah pihak yang menyertakan modal ke dalam perusahaan, sedangkan manajer adalah pihak yang ditunjuk pemilik dan diberi kewenangan mengambil keputusan dalam mengelola perusahaan, dengan harapan manajemen bertindak sesuai dengan harapan pemilik perusahaan (Sudana, 2009:11).

C.   Biaya Agensi

Easterbrook (1984) menyatakan bahwa manajer dianggap sebagai agen yang tidak selamanya bertindak memaksimalkan nilai perusahaan, manajer akan mengejar kepentingan mereka sendiri bila ada kesempatan. Hal tersebut menunjukkan bahwa dibutuhkan pengawasan lebih lanjut terhadap agen, biaya pengawasan tersebut adalah biaya agensi (agency cost) yang ditanggung oleh investor (Easterbrook, 1984). Atmaja (2008:13) menyebutkan bahwa dalam meyakinkan manajer bekerja bersungguh-sungguh untuk kepentingan pemegang saham, pemegang saham harus mengeluarkan biaya yang disebut sebagai agency cost. Atmaja (2008:13) menyebutkan bahwa agency cost meliputi antara lain: 
1.   Pengeluaran untuk memonitor kegiatan manajer 
2.   Pengeluaran untuk membuat struktur organisasi yang meminimalkan tindakan-tindakan manajer yang tidak diinginkan
3.   Opportunity cost yang timbul akibat kondisi dimana manajer tidak dapat segera mengambil keputusan tanpa persetujuan pemegang saham.
Salah satu bentuk biaya agensi adalah biaya pemantauan manajer yang ditanggung oleh pemegang saham dengan biaya yang mahal, lalu sumber kedua dari biaya agensi adalah penghindaran risiko dari manajer (Easterbrook, 1984). Risk Averse Managers dapat memilih proyek yang aman namun dengan tingkat pengembalian yang lebih rendah dari proyek yang lebih berisiko, namun pemegang saham memiliki preferensi yang berlawanan karena pemegang saham menginginkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi.
Jensen dan Meckling (1976) membagi biaya agensi menjadi tiga komponen yaitu:
1.   Monitoring Cost
Monitoring costmerupakan biaya yang timbul dan ditanggung oleh prinsipal untuk memonitor perilaku agent, yaitu untuk mengukur, mengamati, dan mengontrol perilaku agent. 

2.   Bonding Cost
Bonding costmerupakan biaya yang ditanggung oleh agent untuk menetapkan dan mematuhi mekanisme yang menjamin bahwa agent akan bertindak untuk kepentingan principal. 

3.   Residual Loss
Residual lossmerupakan nilai kerugian yang dialami principal akibat keputusan yang diambil oleh agent, yang menyimpang dari keputusan yang dibuat oleh principal. 


Teori keagenan pada dasarnya berasal dari pandangan ekonomi pembagian risiko (Eisenhardt, 1989), yang terjadi antara dua pihak, prinsipal dan agen, namun masing-masing dari kedua belah pihak mungkin memiliki pendekatan yang berbeda untuk memecahkan masalah (Jensen dan Meckling, 1976). Masalah keagenan tidak bisa dihilangkan tetapi dapat dikurangi dengan memberikan insentif kepada manajer, hak milik dalam perusahaan dan dengan memungkinkan pemantauan mereka dengan kreditur dan investor institusional (Jensen dan Meckling, 1976). Beberapa penelitian (Agrawal, 1996; Denis dan McConnell, 2003) berpendapat dalam mendukung teori keagenan dengan menyatakan bahwa tata kelola perusahaan, kepemilikan saham institusi dan kepemilkan saham manajer dapat mengurangi masalah keagenan dan meningkatkan kinerja perusahaan.

Reference
Agrawal, Anup., dan Knoeber, Charles R. 1996. Firm Performance and Mechanisms to Control Agency Problems between Managers and Shareholders.The Journal of Financial and Quantitative Analysis31 (3): 377-397.
Atmaja, Lukas Setia. 2008. Teori dan Praktik Manajemen Keuangan.Yogyakarta: ANDI. 
Bendickson, Josh., Muldoon, Jeff., Ligouri, Eric W., Davis, Phillip E. 2016. Agency theory: background and epistemology. Journal of Management History22 (4): 437-449.
Brigham, Eugene F., dan Houston, Joel F. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.Jakarta: Salemba Empat.
Brigham, Eugene F., dan Houston, Joel F. 2014. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Sebelas. Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.
Denis, Diane K. dan McConnel, John J. 2003. International Corporate Governance.The Journal of Financial and Quantitative Analysis38 (1): 1-36. 
Easterbrook, Frank H. 1984. Two Agency Cost Explanations of Dividends. The American Economic Review74 (4): 650-659.
Eisenhardt, Kathleen M. 1989. Agency Theory: An Assessment and Review. The Academy of Management Review14 (1): 57-74.
Jensen, Michael C. dan Meckling, William H. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure (revised version July 1, 1976). Michael C. Jensen, A Theory of the Firm: Governance, Residual Claims and Organizational Forms, Harvard University Press, December 2000. Journal of Financial Economics (JFE) 3 (4): 305-360, 1976. Available at SSRN: https://ssrn.com/abstract=94043or http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.94043.downloaded at April, 24, 2017.
Sudana, I Made. 2009. Manajemen Keuangan Teori dan Praktik. Surabaya: Airlangga University Press.
Sumartha, Evy. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Economia12 (2): 167-182.
Tahir, Safdar Hussain., Saleem, Muhammad., Arshad, Humaira. 2015. Institutional ownership and corporate value: Evidence from Karachi Stock Exchange (KSE) 30-Index Pakistan. Practical Management6 (1): 41-49.









Comments

  1. Sebagai pengguna smartphone android pastinya anda akan selalu ketagihan dengan fitur-fitur aplikasi maupun game yang tersedia di Google Play Store. Banyaknya aplikasi yang tersedia membuat penggunanya ingin selalu mengunduh semua yang disajikan di Play Store Cara Menambahkan Metode Pembayaran DANA di Play Store Ufa Bunga SMartphone

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM SUB SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN

STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM SUB SEKTOR FARMASI